Minggu, 19 Desember 2010

senja yang kau lupakan

itu terasa indah bukan,

dulunya memang banyak tawa yang kau lihatkan

banyak kasih yang kau berikan

dengan kesabaran dan cinta

kau jadikan semua indah

setiap perintah mu yang meluruskan ku

menjadikan ku sosok yang sedikit lebih baik

setiap amarah mu mampu menyempurnakan ku

tetesan keringat mu yang slalu tenang

hampir tiap waktu berayun di kening mu

tanpa lelah kau coba membenarkan semua ini

bagi orang yang kau cintai, mungkin.

hem, masa lalu..

namun kini kau telah mengikat mentari

kau lupakan senjamu tempat dimana dulu kau ku banggakan

kini hanya penyesalan ku dan pohon ku

juga rerumputan itu

kami tak tau apa yang terjadi padamu

tragis bukan..

kau lupakan tempat berdiri mu dulu

dengan tenang kau berkata kau ini yang benar

aku menjadi semakin bingung

kau sudah terlalu percaya

bisa apa kami ini

oh sungguh menyakitkan

tiada lagi ku temui cinta dan kasih

tiada lagi ku temui kelurusan

yang ada hanya caci maki mu yang memuakkan bagi ku

terkadang aku berpikir

apa salah senja yang dulu nya begitu indah

terbongkar semua

menyakitkan bagi ku

aku begitu merindu dalam tangis pohon ku

doa nya selalu untuk mu

tapi kau tak merasa

kau sungguh mengecewakan

terkadang aku ingin lari dan pergi saja

tapi aku tak mungkin meninggalkan pohon ini begitu saja

semoga kau mampu mengerti

semoga kau kembali seperti dulu

seperti awan yang slalu melindungi ku

semoga..

Sabtu, 18 Desember 2010

TUA

rentan dan berjalan

perlahan tapi pasti

dalam setiap nafas yang dihembus

dalam setiap jantung yang berdetak

kau dengar suara rintihan nya

berlalu tanpa sebab

meneteskan air mata

sungguh kepiluan yang mendayu dayu

menjinjing harga diri katanya

tua berbisik saat dia berjalan tanpa alas

mengayuh tanpa lelah

memanggul tanpa beban

tua menyambuk setiap tetesan keringat

tua memastikan kerutan kerutan wajahnya

dimana kesopanan mu

aku bertanya pada senja sang saksi mata

berkaca pada balik tubuh mu

tersenyum sajalah dia

tangisan tak ada artinya

keriputnya bicara "apa aku bisa"

sungguh tragis dia

tiada harga yang mampu membayar semua

hanya pagi tiba

memanggilnya untuk berserah padaNYA

Sabtu, 04 Desember 2010

salam perpisahan

tetaplah disamping ku walau untuk malam ini saja.

tetaplah terjaga untuk ku walau kali ini saja.

dan ceritakan kembali yang pernah kita lalui.

tawa mu tawa ku.

ceritakan kembali segala yang hampir ku lupa tentang mu.

tentang mu yang dulu.

cerita kan ku kenangan itu.

hingga aku terlelap jauh untuk bermimpi.

dan aku akan berkhayal semua seperti dulu.

bulan telah merubah mu.

hingga angin memanggil mu untuk pergi.

dan aku akan berpura pura senang.

dia sudah menanti mu.

menanti untuk merajut cerita bersama mu.

aku hanya mampu melambaikan tangan ku pada mu.

tanpa senyum ku.

selamat tinggal kawan.

jujur.. aku tidak suka dia.

Senin, 22 November 2010

hujan pernah membasahi tempat ini

dulu, tempat ini begitu kering.

terasa sangat panas, sangat tragis.

dulu memang tempat ini begitu sepi.

hampa, gelap, tiada cahaya.

dulu, tempat ini hanyalah sebuah kebun.

berantakan dan tak terawat.

rumput liar dimana mana, daun daun kering berserakan.

dan dulu, tempat ini tiada bunga yang tumbuh.

tempat ini begitu memilukan.

namun, semua berubah.

semua berubah saat hujan mulai turun.

seakan akan tempat ini telah menjadi taman yang indah.

tempat ini terlihat lebih hidup.

tumbuhlah bunga bunga, muncullah kupu kupu.

semua begitu terasa lain.

tempat yang dulunya hanya kebun tak terawat.

kemudian menjadi taman yang indah.

belum lagi datangnya pelangi atas hujan itu.

yah tapi itu tak bertahan lama.

hujan harus pergi.

karna ada tempat lain yang harus ia singgahi.

tempat dimana hujan akan lebih senang berada di sana.

kini tempat ini sepi kembali.

semua tumbuhan mati.

gersang dan memang memilukan.


tempat ini hanya bisa diam.

tempat ini hanya bisa berharap.

hujan.. tempat ini merindukan mu..