Sabtu, 18 Desember 2010

TUA

rentan dan berjalan

perlahan tapi pasti

dalam setiap nafas yang dihembus

dalam setiap jantung yang berdetak

kau dengar suara rintihan nya

berlalu tanpa sebab

meneteskan air mata

sungguh kepiluan yang mendayu dayu

menjinjing harga diri katanya

tua berbisik saat dia berjalan tanpa alas

mengayuh tanpa lelah

memanggul tanpa beban

tua menyambuk setiap tetesan keringat

tua memastikan kerutan kerutan wajahnya

dimana kesopanan mu

aku bertanya pada senja sang saksi mata

berkaca pada balik tubuh mu

tersenyum sajalah dia

tangisan tak ada artinya

keriputnya bicara "apa aku bisa"

sungguh tragis dia

tiada harga yang mampu membayar semua

hanya pagi tiba

memanggilnya untuk berserah padaNYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar