Minggu, 06 Februari 2011

kekacauan dimalam ini

terlahir lagi, berbalut aroma nafas yang makin gila.
terluka akan tawanya yang bergema.
berpose dengan airmata di pipi.
menari indah dengan luka terpampang jelas.
ku lihat raut wajahnya semakin tua.
berpikir sejenak tentang arti ini.
terpenuhi nafsu yang sering meledak.
masih ku hafal aroma tubuhmu.
masih berbalut luka yang kau cipta.
sudah lama menunggu rupanya.
tetap saja aku tak datang.
rasa malu menghantam segala peristiwa.
terombang ambing dalam rasa bersalah.
penyesalan bertubi tubi.
mengubur sekian banyak cerita dini hari.
memergoki suara daun yang gugur.
menyerukan semilir udara pagi hari.
berpura pura berdetak.
tak kunjung pagi yang menawan.
berpola tujuh buah rupa.
entah apa yang ada dipikirmu.
mungkin untuk ini aku hidup.
mungkin untuk ini kau tetap menanti.
menyatukan rasa pahit kehidupan ini.
menyerupai rerumputan.
lantas pergi berdua dengan setapak bekas.
berbelas kasih berakhir senja.
menyongsong kembali.
dan berakhir di kediaman ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar